Adonan yang Sering Diadukpun akan Bantat
Seperti biasa setiap sore sehabis Dylan bangun, saya memulai kegiatan rutinitas saya dengan membuat adonan roti. Ditengah kesibukan waktu membuat roti saya menyempatkan diri menengok Dylan sejenak, mata Dylan tampak merah. Sudah parno saya sebagai ibu, kenapa merah, kenapa kok bisa, apa akan baik- baik saja, dalam hati bertanya- tanya.Setelah itu saya melanjutkan mengadon roti dengan perasaan was-was campur aduk. Maklum ya. Ibu ibu baru punya anak satu. Digigit nyamuk saja berasa gemas, dan berpikir bagaimana supaya nyamuk tidak akan pernah bisa gigit lagi
Eh tiba tiba ada WA masuk. Saya pikir ada masuk orderan lagi. Tapi ternyata begitu saya buka ternyata dari ayah saya. Alias si kakek Dylan. Mungkin ada yang sudah pernah baca, Isinya begini :
Copas WAG tetangga.
*SUATU SAAT KITA AKAN MENINGGALKAN MEREKA JANGAN MAINKAN SEMUA PERAN*
By : Ibu Elly Risma
(Senior Psikolog dan Konsultan, UI)
Kita tidak pernah tahu, anak kita akan terlempar ke bagian bumi yang mana nanti, mow
maka izinkanlah dia belajar menyelesaikan masalahnya sendiri .
Jangan memainkan semua peran,
ya jadi ibu,
ya jadi koki,
ya jadi tukang cuci.
ya jadi ayah,
ya jadi supir,
ya jadi tukang ledeng,
Anda bukan anggota tim SAR!
Anak anda tidak dalam keadaan bahaya.
Tidak ada sinyal S.O.S!
Jangan selalu memaksa untuk membantu dan memperbaiki semuanya.
#Anak mengeluh karena mainan puzzlenya tidak bisa nyambung menjadi satu, "Sini...Ayah bantu!".
#Tutup botol minum sedikit susah dibuka, "Sini...Mama saja".
#Tali sepatu sulit diikat, "Sini...Ayah ikatkan".
#Kecipratan sedikit minyak
"Sudah sini, Mama aja yang masak".
Kapan anaknya bisa?
Kalau bala bantuan muncul tanpa adanya bencana,
Apa yang terjadi ketika bencana benar2 datang?
Berikan anak2 kesempatan untuk menemukan solusi mereka sendiri.
Kemampuan menangani stress,
Menyelesaikan masalah,
dan mencari solusi,
merupakan keterampilan/skill yang wajib dimiliki.
Dan skill ini harus dilatih untuk bisa terampil,
Skill ini tidak akan muncul begitu saja hanya dengan simsalabim!
Kemampuan menyelesaikan masalah dan bertahan dalam kesulitan tanpa menyerah bisa berdampak sampai puluhan tahun ke depan.
Bukan saja bisa membuat seseorang lulus sekolah tinggi,
tapi juga lulus melewati ujian badai pernikahan dan kehidupannya kelak.
Tampaknya sepele sekarang...
Secara apalah salahnya kita bantu anak?
Tapi jika anda segera bergegas menyelamatkannya dari segala kesulitan, dia akan menjadi ringkih dan mudah layu.
Sakit sedikit, mengeluh.
Berantem sedikit, minta cerai.
Masalah sedikit, jadi gila.
Jika anda menghabiskan banyak waktu, perhatian, dan uang untuk IQ nya, maka habiskan pula hal yang sama untuk AQ nya.
AQ?
Apa itu?
ADVERSITY QUOTIENT
Menurut Paul G. Stoltz,
AQ adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami.
Bukankah kecerdasan ini lebih penting daripada IQ, untuk menghadapi masalah sehari-hari?
Perasaan mampu melewati ujian itu luar biasa nikmatnya.
Bisa menyelesaikan masalah, mulai dari hal yang sederhana sampai yang sulit, membuat diri semakin percaya bahwa meminta tolong hanya dilakukan ketika kita benar2 tidak sanggup lagi.
So, izinkanlah anak anda melewati kesulitan hidup...
Tidak masalah anak mengalami sedikit luka,
sedikit menangis,
sedikit kecewa,
sedikit telat,
dan sedikit kehujanan.
Tahan lidah, tangan dan hati dari memberikan bantuan.
Ajari mereka menangani frustrasi.
Kalau anda selalu jadi ibu peri atau guardian angel,
Apa yang terjadi jika anda tidak bernafas lagi esok hari?
Bisa2 anak anda ikut mati.
Sulit memang untuk tidak mengintervensi,
Ketika melihat anak sendiri susah, sakit dan sedih.
Apalagi menjadi orangtua, insting pertama adalah melindungi,
Jadi melatih AQ ini adalah ujian kita sendiri juga sebagai orangtua.
Tapi sadarilah,
hidup tidaklah mudah,
masalah akan selalu ada.
Dan mereka harus bisa bertahan.
Melewati hujan, badai, dan kesulitan,
yang kadang tidak bisa dihindari.
_Selamat berjuang untuk mencetak pribadi yg kokoh dan mandiri....
Kalau bisa dibilang kakek nenek itu menuruti apa yang cucu mau ya dibanding orang tua. Padahal orang tua menurut saya sudah super memanjakan anak, termasuk saya ke anak.
Dan ternyata rasa sayang saya terhadap anak masih kalah sama sayang kakek neneknya ke cucunya ini. Mereka tidak ingin saya sampai salah dalam mendidik ana-k anak. Kalau sampai mengirim pesan begini, berarti punya insting kali ya, kalau saya tidak tega untuk membiarkan anak sedih, stress, ataupun mengalami kesulitan.
Mungkin jika ayah tidak mengirim pesan begini, yaa mungkin saya masih buta mendidik anak, tidak ada pandangan ke depan kalau memang terkadang sikap kita yang terlalu mengkhawatirkan dia, terlalu melindungi itu bikin dia tidak belajar untuk menjadi pribadi yang cukup kuat.
Sempat lo dulu saya berpikir, memang sering sering apa- apa dituruti , tetapi untuk menyelesaikan masalah dari hal yang kecil jarang aku dibantu. Sampai dulu merasa kesal banget yaa.. Emosi banget. Kok tidak sedikit saja dibantu. Kalau minta tolong ibu buat ini itu, dan kebetulan ada ayah saya, selalu bilang "lakukan sendiri, tidak usah dibantu. Gitu saja tidak bisa, coba sendiri. Orang lain bisa masa kamu tidak bisa". Maka dari itu ketika mempunyai anak ini saya jadi berpikir dulu saya tidak dibantu padahal kan lagi capek, pas kepepet kok malah disuru bermikir sendiri padahal sudah tidak ada mood, jadi ke anak saya tidak boleh seperti mereka. Biar si mungil tidak merasakan yang saya rasakan. Biar Dylan gampang gini gitu.. Dan ternyata terjawab sudah kenapa mereka orang tua saya memperlakukan saya seperti itu. Karena hidup memang tidak semudah bikin pisang goreng 5 menit selesai. Adonan yang sering diaduk pun akan bantat. Jika kita beri kesempatan, dia akan mengembang secara sempurna dengan sendirinya tanpa harus diaduk terus menerus. Dan menerapkan ini lebih susah lagi dibanding menyapih deh kayaknya. Tapi seperti yang tertulis di atas melatih AQ ini juga ujian buat kita sendiri sebagai orang tua.
Bacaan kali ini bikin aku sedikit bisa tidur nyenyak tanpa membawa kekhawatiran yang berlebihan. Good nite :)


Komentar
Posting Komentar