Roti gandum = Me time


Sebelum hamil dan punya baby, saya sudah mulai menjalankan usaha kecil- kecilan. Sesuai dengan hobi saya ini, jadi saya menjual segala jenis makanan yang saya bisa bikin. Tentu saja saya senang menyalurkan hobi dan punya kesibukan di lingkungan baru. Baru menikah ikut orang di tempat baru, tidak mudah untuk bisa menyesuaikan dengan lingkungan.

Ditengah kegiatan saya berjualan, saya membayangkan kalau keadaan begini terus lumayan buat tambahan tabungan. Sudah membayangkan saya punya shop, punya cafe, pokoknya jauh sudah bayangan mimpi waktu itu.

Sampai pada akhirnya saya hamil. Dan hamil saya ternyata membuat saya bedrest sampai usia kandungan 7 bulan. Tentu saja otomatis selama 7 bulan tidak menerima orderan. Lambat laun orang mungkin mengira sudah tidak berjualan lagi akhirnya tidak ada yang menanyakan. Di bulan ke 8 dan ke 9 badan mulai enakan, mual hilang sedikit demi sedikit, mau memulai lagi suami bilang jangan dulu, takut kalau nantinya tiba- tiba lahiran. Tidak  enak orang harus dibuat menunggu. Jadi diputuskan untuk tidak ambil orderan lagi. 

Genap 40 minggu cuti terima orderan, sang baby yang kami tunggu- tunggu lahir. Senang banget rasanya. Dan ternyata memang repot banget mengurus baby kalau harus sambil bekerja. Mengurus baby tanpa mengurus yang lain saja sudah bikin kewalahan. 
Melihat teman- teman yang lain ada yang berhenti dari pekerjaannya dan full mengurus anak, ada yang tetap dengan aktifitasnya bekerja sambil mengurus anak, ada juga yang bekerja kantoran tetap tanpa berhenti dan anak dititikan grandma. Semua dengan konsistensi masing masing. Lalu saya?? Saya ibu baru yang kena baby blues. Pikiran campur aduk. Sedikit- sedikit menjadi ibu yang sensitif. Tidak ada pikiran buat bekerja lagi, tidak mungkin bisa dalam hati. Baru bisa pas umur 3 tahun dalam bayangan. 
Lambat laun saya ada di ujung puncak jenu. Tiap hari kerjaannya mandiin, nyusuin, nidurin, ngasi makan, beres- beres, nidurin, mandiin. Suami juga sibuk, pulang baru malam hari. Dan itu bikin saya mudah emosi. Tidak ada waktu buat me time rasanya. Di tambah melihat teman- teman lain yang sudah punya anak masih bisa kerja, menikmati kehidupan. Ngiler rasanya. Sedangkan saya tipe  orang yang tidak bisa dengan rutinitas yang monoton begitu saja tanpa harus tidak bekerja. ( tiap orang beda beda ya, ada yang asik jadi ibu rumah tangga, asik kerja, tergantung masing- masing orang). Mau mulai usaha lagi kok kelihatannya sudah pada menghilang konsumen. Sudaj tidak ada yang menanyakan lagi. mencoba utnuk open order jugatidak ada suara.
Sampai suatu ketika waktu baby sudah menginjak usia 7 bulan, si suami minta dibikinkan roti gandum, biar tidak beli melulu katanya. Sarapan dia biasanya roti gandum. dan tidak lama habis itu dia iseng pasang foto di PP BBm. Eh mendadak ada temen yang menanyakan dan pingin beli jika kami menjual. Berhubung cuman sedikit bisa saja saya buatin. Makin lama makin banyak. Dan makin menyebar dari mulut ke mulut.
Kenapa tidak bekerja siang? Kalo saya mengerjakannya siang mondar mandirnya secara otomatis lebih banyak. Baby makan saya tungguin. Dia selesai aku tinggal urus roti. Sampe dia tidur saya tinggal urus roti. Bangun buru- buru kasih snack sdan saya mengurus roti.  Pernah si sekali aku kerjain siang. Memang tidak sampai malam jadinya kerja. Tapi1. Kalo sudah selesai  kerja, meliat dia tidur sedih saja dia hari ini main sendiri, sibuk sendiri, sedikit banget interaksinya sama dia.  merasa kangen dan bersalah. 2. Capeknya luar biasa. Malam tidur kaya orang pingsan sampai lupa buat memberi susu 😂😂.
Sekarang kalau benar- benar kepepet  baru saya mengerjakan siang. Itupun menunggu dia tidur. Kalau tidak, saya tetap mengerjakan malam hari. Karena bagi saya anak tetap nomer satu.
Bayangan saya kalau begini terkadang bisa muluk- muluk lagi. Buka cafe, ingin menu banyak, bisa sampai go nusantara. Tetapi kembali lagi, syukuri yang ada. Ini sudah lebih dari yang saya bayangkan. Bisa kembali bekerja sesuai hoby. Tapi komunikasi sama anak tetap terjalin baik. Kerja ini sudah me time bagi saya. Kalau next diberi jalan lebih lagi yaa syukuri.Salut banget sama ibu- ibu yang, jadi ibu rumah tangga dan meninggalkan pekerjaannya demi anak. Full time urus anak. salut juga sama ibu- ibu yang bisa kerja, dengan pekerjaan yang cetar banget  dan selalu sibuk, tetapi anak tetap tidak terbengkalai. Keduanya bagi saya WOW.... Saya tidak bisa sepertinya memiliki jiwa  seperti kalian. 





Bahagianya saya bisa bekerja lagi yang dimana merupakan hobi saya sendiri. Lalu baby bagaimana? Baby tetap nomer satu bagi saya. Jadi saya membuat  roti malam hari sehabis dia makan malam. Terkadang nggak jarang sampai tengah malam. Pagi jam 7 sudah siap keliling diantar roti- rotinya. Jadi baby senang, konsumen senang rotinya fresh. 😂😂.





Ada kalanya kita itu di atas ada kalanya juga di bawah. Ketika kita di atas harusnya kita tak lupa melihat ke bawah. Demikian juga ketika kita di bawah. Tidak perlu kita menjadi pesimis dan begitu saja putus asa. Selama kita yakin dan tetap berusaha pasti semua ada jalan keluarnya. 



Komentar

Postingan Populer