Cerita dibalik secangkir kopi
Suami dan saya sama- sama pecinta kopi, rasanya kalau tidak minum kopi dalam satu hari ada yang mengganjal. Dari secangkir kopi bisa menghilangkan rasa stress rasanya. Aromanya saja sudah bikin relax, apa lagi kalau sudah menyeruput. Jadi lupa segalanya.
Saya diperkenalkan kopi sudah sejak Taman Kanak Kanak oleh kakek nenekku, padahal anak- anak tidak boleh minum yang namanya kopi kan.hahaha.. Jadi setiap pagi pukul 5 kami selalu bangun dan pergi jalan- jalan. Nenek bangun lebih awal dan selalu bikin kopi sebelumnya. Kopi hitam untuk kakek, dan kopi susu untuk saya. Memang sih tidak satu gelas sendiri saya minum. Jadi sewaktu masih hangat diambilnya cangkir kecil lalu di tuangnya untuk saya. Separuh sisanya nenek yang meminum.
Mereka adalah penggemar kopi sejati, seringkali mereka memilah dan membeli biji kopi sendiri dari petani, kemudian dipanggang, dan ditumbuk sendiri. Jadi dari dulu jarang sekali kami membeli kopi diluaran, apalagi kopi kemasan seperti sekarang yang banyak beredar. Selalu menikmati kopi olahan kami sendiri. Dari dulu tidak sedikit juga yang membeli kopi bubuk buatan kakek dan nenek. Ayah tidak kalah dari mereka, sampai saat ini kalau ngobrolin kopitidak akan pernah ada habisnya.
Sangking cintanya sama kopi, suami dan saya punya Planning bikin kedai kopi yang konsepnya juga menyajikan cake dan menu dari berbagai macam negara..😌😌. Sering kami membicarakan itu sambil menyeduh kopi di sebuah kedai favorite selama berjam- jam. Tapi untuk kopi arabica kami tetap punya kopi sendiri buat dinikmati. Jadi tidak beli lagi. Aroma dan rasanya sudah tok cer. Ngga sedikit warga negara asing membelinya lo.. Ya semoga nanti suatu saat bakal kesampaian impian kami punya kedai kopi sendiri. Suami dan saya mengatakan ini adalah planning, supaya kita semakin semangat untuk mencapainya, bukan sekedar mimpi.
Saya diperkenalkan kopi sudah sejak Taman Kanak Kanak oleh kakek nenekku, padahal anak- anak tidak boleh minum yang namanya kopi kan.hahaha.. Jadi setiap pagi pukul 5 kami selalu bangun dan pergi jalan- jalan. Nenek bangun lebih awal dan selalu bikin kopi sebelumnya. Kopi hitam untuk kakek, dan kopi susu untuk saya. Memang sih tidak satu gelas sendiri saya minum. Jadi sewaktu masih hangat diambilnya cangkir kecil lalu di tuangnya untuk saya. Separuh sisanya nenek yang meminum.
Mereka adalah penggemar kopi sejati, seringkali mereka memilah dan membeli biji kopi sendiri dari petani, kemudian dipanggang, dan ditumbuk sendiri. Jadi dari dulu jarang sekali kami membeli kopi diluaran, apalagi kopi kemasan seperti sekarang yang banyak beredar. Selalu menikmati kopi olahan kami sendiri. Dari dulu tidak sedikit juga yang membeli kopi bubuk buatan kakek dan nenek. Ayah tidak kalah dari mereka, sampai saat ini kalau ngobrolin kopitidak akan pernah ada habisnya.
Sangking cintanya sama kopi, suami dan saya punya Planning bikin kedai kopi yang konsepnya juga menyajikan cake dan menu dari berbagai macam negara..😌😌. Sering kami membicarakan itu sambil menyeduh kopi di sebuah kedai favorite selama berjam- jam. Tapi untuk kopi arabica kami tetap punya kopi sendiri buat dinikmati. Jadi tidak beli lagi. Aroma dan rasanya sudah tok cer. Ngga sedikit warga negara asing membelinya lo.. Ya semoga nanti suatu saat bakal kesampaian impian kami punya kedai kopi sendiri. Suami dan saya mengatakan ini adalah planning, supaya kita semakin semangat untuk mencapainya, bukan sekedar mimpi.
If you can dream it, you can do it - Walt Disney



Komentar
Posting Komentar